Seiring
dengan perkembangan teknologi, belakangan ini jejaring sosial seakan menjadi
candu bagi seluruh lapisan masyarakat, dari mulai anak – anak, remaja, dewasa
hingga sampai orang tua dengan berbagai latar belakang pendidikan, ekonomi dan
tingkat sosial yang berbeda.
Tujuan
jejaring sosial yang awalnya sebagai penghubung dan berbagi informasi, kini
tanpa di sadari digunakan sebagai ajang pamer, yang saat ini sudah mewabah menjadi
kebiasaan yang buruk bagi pengguna jejaring sosial, antara lain :
Pamer emosi
Pamer
emosi adalah menuliskan apapun yang sedang dirasakan. Mulai dari status cinta,
bahagia yang meluap-luap saat jadian, atau status penuh emosi karena disakiti
pacar. Jika hal ini terjadi, Anda akan dicap sebagai tukang pencari perhatian.
Atau bahkan Sebagian orang juga merasa bosan dan 'alergi' membaca status mesra
yang diumbar setiap 30 menit sekali.
Pamer makanan
Kini
bukan lagi menjadi sorotan yang aneh, ketika hidangan yang dipesan atau dibeli
di sebuah restoran, diabadikan terlebih dahulu sebelum disantap. hal ini
dianggap sebagai luapan ekspresi. Dalam artian lain, seseorang yang memamerkan
hidangannya lewat media sosial, butuh pengakuan. perkara apakah orang yang
mengunggah gambar makanan tersebut memang benar mengkonsumsi hidangan tersebut
atau tidak, bukan hal yang penting. Bagi mereka, yang diinginkan hanya sebatas
agar orang lain menilai identitasnya.
Pamer foto
Ini
sudah pasti karena hampir semua aplikasi jejaring sosial mengharuskan kita
untuk mengunggah foto profil. Dan sebagai pengguna jejaring sosial sudah barang
pasti akan berlomba-lomba memasang foto terbaik mereka untuk dipajang, dengan
berbagai pose, berbagai latar, berbagai ekspresi.
Intinya,
Pamer dalam hal apapun, mulai dari pamer barang, pamer harta, pamer kegiatan,
pamer kemesraan bahkan pamer pertengkaran, sebetulnya tidak ada manfaatnya, bahkan
hanya akan membuat Anda ketergantungan dan ketagihan untuk
sekedar menunjukan eksistensi Anda. Dan seharusnya pengguna jejaring sosial tahu batasan antara berbagi informasi dan pamer.
0 komentar:
Post a Comment