Layaknya, sebuah rumah dibangun dengan material batu-bata, semen, dan pasir. Ada juga rumah yang dibangun dengan material kayu atau anyaman bambu. Tapi itu semua pasti sudah wajar kan?. Nah, rumah yang satu ini lain.
Karena bahan material untuk membangunnya bukan dari bahan-bahan yang lazim digunakan untuk membangun rumah, rumah unik ini di bangun dari limbah, yaitu limah botol bekas air mineral dan beberapa kaleng bekas minuman yang disusun sedemikian rupa menjadi bentuk rumah. Dan rumah ini bisa dihuni, terlihat dari pintu yang terkunci rapat, dengan gembok yang sudah aus dimakan waktu.
Memang tak banyak orang yang tahu, karena letaknya yang tak bisa dijangkau dengan kendaraan umum, yaitu di ketinggian ± 3265 mdpl (meter di atas permukaan laut) atau tepatnya beberapa mdpl sebelum puncak Gunung Lawu. Kebanyakan yang tahu keberadan Rumah Botol ini adalah penduduk sekitar lereng Gunung Lawu yang sering melakukan ziarah ke (konon) makam Pangeran Brawijaya (Raja terakhir Kerajaan Majapahit).
Secara geografis Gunung Lawu ini terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, atau tepatnya di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah dan Kabupten Magetan Jawa Timur, atau sebelah timur Obyek Wisata Air Terjun Tawang Mangu.
Rumah botol ini sangat unik, karena meski tersusun dari berbagai macam botol air mineral berbagai merk, sampai kaleng-kaleng minuman, rumah ini masih kuat berdiri kokoh, sampai saat ini, belum diketahui entah bagaimana caranya sang arsitektur menyusunnya hingga masih berdiri kokoh di puncak gunung lwu yang suhunya jika malam bisa mencapai 5° Celcius padahal botol-botol itu hanya ditumpuk-tumpuk tanpa bantuan lem, semen atau perekat lain, dan hanya berpondasi pada tanah.
Tidak diketahui pasti kapan rumah botol ini didirikan dan siapa yang mendirikan. Tapi banyak sumber yang mengatakan bahwa yang membangun rumah botol itu adalah para rangers (SAR Gunung) Gunung Lawu.
Jika ingin melihat pemandangan Rumah Botol ini, kita harus berjalan mendaki sampai di ketinggian sekitar ± 3250 mdpl, atau perjalanan normal sekitar ± 6 jam. Rumah Botol ini Bisa ditempuh lewat dua jalur, pertama Jalur Pendakian Jawa Tengah atau Cemoro Kandang, yang kedua Jalur Pendakian Jawa Timur atau Cemoro sewu.
Rumah botol bisa ditemui jika kita mengambil jalan belok kanan yang menuju Hargo Dalem, jika kita mengambil jalur lurus atau langsung menuju Puncak tertinggi Gunung Lawu atau Hargo Dumilah kita tak akan menjumpai rumah ini, karena keberadaan Rumah Botol juga tersembunyi, yaitu berada di balik punggung gunung.
Jika lewat Jalur Cemoro Sewu, jalur yang dilalui adalah berupa tangga batu, dengan pemandangan kanan kiri berupa tanaman perdu, disarankan bagi para pemula untuk menggunakan jalur ini, karena tak begitu ngetrack. Tapi bagi yang suka dengan hal-hal yang memacu adrenalin, cobalah menggunakan jalur Cemoro Kandang, jika beruntung di waktu-waktu tertentu (terutama Tahun Baru Islam) kita bisa berpapasan dengan rombongan para keluarga dan Abdi Dalem Keraton surakarta.
Tak usah takut kelaparan karena di Hargo Dalem sana banyak para pedagang berjualan, tapi tetap saja harus membawa bekal yang cukup dan dengan orang yang sudah berpengalaman, atau bawalah pemandu, karena rekreasi ini tetap saja beresiko tinggi terhadap kesehatan kita. Terutama jika kita termasuk orang yang benar-benar tak bersahabat dengan hawa dingin atau ketinggian, disarankan jangan coba-coba.
Anda penasaran? Selamat mencoba berpetualang.(sumber)
0 komentar:
Post a Comment